Jumat, 30 Maret 2012

Harusnya 6 Point dan Merangsek Ke Peringkat 3

Ini adalah rasa unek-unek terhadap team kebanggaan saya sendiri yaitu Persija Jakarta. Saya rasa ke"ANEH"an team Persija dimulai dari adanya dualisme yang entah kenapa team yang tidak jelas asal usulnya bisa menganggap dirinya sebagai team Persija Jakarta? Memang sudah agak lama Persija Jakarta sudah membawa kasus ini ke hukum, nah tapi kenapa sampai sekarang tak kunjung selesai? Hanya mereka disana saja lah yang tau.

Ok saatnya membahas 2 pertandingan akhir away Persija Jakarta di Sumatra pada putaran pertama ISL 11/12, tentu semua pecinta Persija ingin melihat Persija memetik hasil sempurna yaitu 6 point karena 2 team yang akan dihadapi adalah team yang baru "PROMOSI" di ISL 11/12. Pada pertandingan ke 16 Persija Jakarta harus terbang ke Aceh untuk melawan tuan rumah PSAP Sigli, pada saat itu saya hanya menyaksikan pertandingan dari live tweet saja karena tidak adanya siaran langsung oleh antv dan saya pun berhalangan hadir untuk langsung nonton ke Aceh. Dengan penuh rasa deg-degan dan sedikit cemas saya terus memperhatikan live tweet dari @Jakonline dan @Persija_Jkt, sedikit lega dengan hasil HT: PSAP 0-0 Persija yang katanya goal Pedro di anulir karena offside.

Kick off babak ke 2 pun dimulai yang saya lihat dari live tweet tersebut, terlihat dipertandingan kedua team saling jual beli serangan, semakin besar rasa jantung ini berdebar melihat dari live tweet, beberapa menit berselang akhirnya salah satu pemain Persija melakukan pelanggaran di dalam kotak penalty (hands ball) dan pada akirnya tendangan penalty pun diberikan untuk pemain PSAP dan tendangan penalty tersebut sukses menjebol gawang Andritany skor berubah 1-0 untuk kemenangan PSAP, disisa menit pertandingan Persija terus menggempur pertahanan PSAP tetapi hingga pluit babak ke 2 usai tidak ada 1 goal pun yg masuk ke gawang PSAP, dan kekalahan ke 4 dirasakan Persija Jakarta di Aceh dan Persija pun pulang ke Jakarta dengan tangan hampa alias tidak mendapatkan point. Padahal saya rasa hasil itu tak harus terjadi, itu team promosi coooy tapi...?

Partai puncak putaran pertama Persija Jakarta terjadi pada tanggal 30 Maret 2012 yang bertepatan dengan ulang tahun antv. Kick off babak pertama di mulai beberapa menit pertandingan berlangsung skor berubah 1-0 untuk kemenangan PSMS Medan tapi di penghujung babak pertama Bambang Pamungkas sukses menjebol gawang Markus dan skor 1-1 bertahan sampai babak pertama usai. Babak ke 2 pun dimulai kali ini Bambang Pamungkas lagi-lagi menjebol gawang PSMS dengan 2 goal sekaligus hatrick pertama beliau di ISL tahun 11/12 tapi entah kenapa PSMS bisa 2 kali menjebol gawang Persija Jakarta dan hasil akhir pun sama kuat 3-3. Jujur tahun ini adalah tahun yang "ANEH" untuk Persija Jakarta, saya pikir kalian semua bisa menilai lah, maaf klo komentar saya ini tidak berkenan di hati rekan sekalian tapi memang ini lah yang saya rasakan.

Saya rasa Persija Jakarta seharusnya paling minimal ada di peringkat ke 3 klo saja bisa meraih 6 point di 2 laga tersisa, dan andai saja menghindari hasil seri di kandang melawan Persidafon, Persisam dan Mitra Kukar, belum lagi kalah melawan Persiwa . Ada apa sih dengan Persija? Hati ini terasa ingin berkata goblok dan tolol banget sih Persija ! Saya mengerti dengan keadaan Persija di tahun ini dan mungkin para pemain sudah. Berusaha maximal di setiap pertandingan, tapi andai saja saya bisa bertanya kepada salah satu pemain Persija dan dijawabnya dengan jujur ! Dan dalam hati ini pun terasa ingin meledak-ledak terhadap Persija Jakarta, kata-kata rasis pun bisa keluar, tapi kau adalah team kebangganku di negri ini oh PERSIJA JAKARTA !!! Kapan juara lagi??? Sekali lagi maaf untuk rekan-rekan sekalian apabila tidak suka dengan karya tulis kali ini, tapi memang ini lah yang saya rasakan pada saat ini, 1 lagi yang perlu di catat "Apabila kebobolan Persija Jakarta belum pernah menang di ISL 11/12".

Sabtu, 24 Maret 2012

PSSI oh PSSI Bag.2

Inilah lanjutan dari blog sebelumnya yang berjudul PSSI oh PSSI dan sepertinya ini akan berlanjut sampai sepakbola Indonesia benar-benar bisa berprestasi di kancah internasional. Sebelumnya ada pembahasan mengenai dualisme baik di liga maupun di club, lebih jelasnya bisa dibaca di blog sebelumnya.

Tepat ditanggal 18 maret 2012 PSSI versi KPSI (Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia) memilih ketua umum yang baru dan sesosok La Nyalla Mattalitti lah yang terpilih sebagai ketua umum PSSI yang baru dengan didampingi oleh wakil ketua Rahim Soekasah. Lalu bagaimana dengan ketua umum PSSI sebelumnya (DA) ? entah apa yang dipikirkan oleh mereka, tapi inilah yang terjadi bukan hanya dualisme pada liga dan club tetapi organisasi tebesar sepakbola negri ini pun menjadi ada 2, mungkin mereka ingin memberikan yang terbaik untuk sepakbola negri ini, tapi hasilnya?

Walaupun terpilihnya ketua umum PSSI yang baru versi KPSI, Djohar Arifin Husein lah yang masih dikatakan berhak atau diakui oleh FIFA sebagai ketua umum PSSI, lalu bagaimana dengan ketua umum PSSI yang baru ? (membalikkan pertanyaan).

Sungguh heran memang melihat kondisi yang sangat amat begitu buruk sepakbola Indonesia pada saat ini, tentu semuanya berpengaruh terhadap dukungan untuk timnas dari 250 juta rakyat Indonesia, lalu apa sih yang sebenarnya harus dilakukan ? hanya orang-orang terhormat yang duduk di singgasana lah yang bisa menjawabnya, tapi kapan semua itu bisa terbukti ?

PSSI oh PSSI ! apa sebenarnya yang anda inginkan ? walaupun sekarang ISL sudah diakui atau tidak illegal lagi tapi bagaimana dipenghujung partai atau pertandingan akhir nanti ? klo disamakan berarti liga Indonesia 2011-2012 kembali menjadi 2 wilayah, berarti kembali ke era sebelumnya yang belum dikatakan modern, berarti sepakbola Indonesia belum menjadi sepakbola yang modern dan berarti juga sepakbola Indonesia bukan semakin maju atau berkembang malah sebaliknya. Apakah memang ini yang kita inginkan ?

Saya pun hanya bertanya-tanya kepada bapak-bapak yang terhormat disana, mengapa kalian ingin terjun atau menjadi anggota-anggota di organisasi sepakbola Indonesia kalau memang tidak bisa bahkan tidak mengerti tentang sepakbola Indonesia ? apabila kalian memang tidak mengerti kenapa harus berada disana ? kalau memang hanya “UANG” yang kalian inginkan bukan disana tempatnya ! sekali lagi "Semua rakyat Indonesia ingin melihat sepakbola yang bersih dan sehat serta timnas Indonesia berprestasi di kancah internasional karena kami haus akan gelar" >>to be continued

Selasa, 13 Maret 2012

PSSI oh PSSI


PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) adalah kepala atau organisasi terbesar sepakbola di Indonesia, semua tentang persepakbolaan Indonesia berada di bawah naungannya jadi secara otomatis semua team persepakbolaan Indonesia harus patuh terhadap semua peraturan yang ada. Tapi apakah semua itu bisa diperlakukan dengan baik dan benar oleh PSSI?

Semua rakyat Indonesia pasti tau siapa sih PSSI, seiring perkembangan zaman sepakbola modern PSSI akan menerapkan sepakbola dalam negri yg modern juga yang tadinya liga di dalam negri ini ada 2 wilayah menjadi 1 wilayah yang akan dihuni oleh 18 team yang layak atau lolos dari verifikasi dan bergantilah nama liga Indonesia itu dengan nama Djarum Indonesia Super League (DISL) yang dimulai tahun 2008/09 di bawah naungan PT. Liga Indonesia dan diadakan juga Coppa Indonesia bernama Coppa Dji Sam Soe, pada saat itu ketua umum PSSI masih dijabat oleh Nurdin Halid, akhirnya setelah semua rampung semua kompetisi terbesar sepakbola Indonesia bergulir. Memang agak terlambat sepakbola negri ini dengan negara-negara lainnya yang sudah menjulang jauh prestasi di tingkat internasional sebut sajalah team seperti Manchester United, Juventus, Real Madrid, Barcelona, siapa sih yang tidak tau team raksaksa seperti mereka?

Balik lagi ke sepakbola negri ini. Diawal persepakbolaan modern yang dijalani Indonesia saat itu cukup dibilang berhasil walaupun dana APBD/APBN masih menjadi modal utama untuk masing-masing team, setelah semua laga selesai dilakoni akhirnya Persipura Jaya Pura lah yang menjadi juara pertama kali dipersepakbolaan modern Indonesia dan juara Coppa adalah Sriwijaya FC, mereka berhak berlaga di Liga Champions Asia dan AFC Cup. Cepat waktu bergulir tiba lah DISL 2009/10 yang kali ini peraturan sedikit berbeda dimana semua team yang ikut serta tidak boleh lagi menggunakan dana APBD/APBN dan harus mempunyai PT, walaupun begitu semua team bisa menyanggupinya dan pada saat itu Arema Indonesia keluar sebagai juara dan juara Coppa tetap ditangan Sriwijaya FC, mereka berhak mengikuti kompetisi Liga Champions Asia dan AFC Cup.

Kini saatnya DISL 2010/11 dimulai masih dengan peraturan yang sama di tahun sebelumnya, pada akhir tahun 2010 timnas Indonesia harus menjalani laga di ajang AFF Suzuki Cup 2010 seperti artikel yang sudah saya buat sebelumnya di "Timnas Indonesia 2010". Tapi ditengah-tengah kompetisi berjalan ada dari pihak lain ingin mengadakan kompetisi lain untuk team sepakbola Indonesia yang bernama "Liga Primer Indonesia" (LPI), pada saat itu PSSI yang masih di jabat oleh Nurdin Halid mengatakan dengan tegas bahwa dia tidak menyetujui kompetisi itu tapi dari pihak lain itu masih bersikukuh untuk tetap mengadakan kompetisi tersebut, disini lah mulai adanya pertikaian atau perpecahan di kubu PSSI (padahal perpecahan sudah ada ditahun-tahun sebelumnya) tapi inilah yang bisa dikatakan paling membaranya gejolak dalam kubu PSSI. Karena perpecahan kompetisi itu ada 3 team yaitu Persibo (team promosi DISL 10/11), Persema dan PSM Makassar yang keluar dari kompetisi DISL 10/11 dan secara otomatis 3 team tersebut terdegradasi dan adanya larangan pemain LPI untuk membela skuad garuda, walaupun begitu DISL tetap berjalan hanya dengan 15 team yang berlaga dan Persipura yang menjadi juara, disamping itu LPI yang sebelumnya tetap bergulir dengan team-team yang bisa dikatakan semur jagung atau team baru kemarin sore serta 3 team jebolan DISL akhirnya tidak melanjutkan kompetisi diputaran kedua.

Perpecahan terus silih berganti terhadap PSSI, entah bagaimana dan mengapa itu bisa terjadi? Memasuki tahun 2011 yang dimana kontrak ketum PSSI (Nurdin Halid) saat itu telah habis, memang sudah banyak sekali suara jeritan rakyat yang mengecam dia untuk turun dari jabatannya mungkin karena dia mantan napi atau memang prestasi sepakbola yang tak kunjung membaik. Sesaat suara jeritan rakyat negri ini tak terdengar lagi untuk PSSI karena Nurdin Halid berhasil turun dari jabatannya karena kalah suara dalam pemilihan ketum PSSI yang baru dan terpilih lah ketum PSSI yang baru bernama "Djohar Arifin Husein", pada saat itu rakyat sangat merasa senang dengan lengsernya jabatan Nurdin Halid dari ketum PSSI dan 250 juta rakyat Indonesia berharap ketum baru PSSI (Djohar Arifin Husein) dapat mengembangkan dan memajukan prestasi sepakbola Indonesia ke kancah internasional.

Ternyata eh ternyata suara jeritan rakyat yang hanya baru saja teredam kini kembali bersuar di setiap pelosok negri yang tertuju kepada PSSI karena bukan semakin membaiknya persepakbolaan negri ini malah semakin anjlok saja. Adanya keinginan PSSI untuk merubah format liga indonesia yang sebelumnya sudah bergulir dengan kembalinya menggelar 2 wilayah dan berkeinginan untuk mengganti PT. Liga Indonesia menjadi PT. Liga Prima Indo Sport (LPIS), entah apa yang ada dibenak ketum PSSI pada saat itu padahal sebelumnya sudah menjalani kongres dengan melanjutkan fromat liga indonesia seperti di tahun sebelumnya. Setelah agak redahnya tetang kebodohan PSSI di awal kepemimpinan ketum yang baru dan adanya teguran sanksi dari FIFA apabila Indonesia tidak bisa menggelar kompetisi pada waktu yang ditentukan, sesaat terlahir lah kompetisi yang baru bernama "Indonesian Premier League" (IPL) atau Liga Prima Indonesia (LPI) dengan jadwal yang sangat semrawut dan tidak terkoordinir dengan baik tapi partai pembuka tetap berjalan antara Semen Padang vs Persib Bandung yang berakhir imbang, mungkin itu hanya partai pembela agar tidak adanya sanksi dari FIFA untuk Indonesia, alhasil sebagian besar team dari DISL tetap ingin bermain di bawah naungan PT. Liga Indonesia (ISL) bukan dari PT. Liga Prima Indo Sport (IPL) nah dari situ lah terjadinya "dualisme" dimasing-masing team dari berbagai kota seperti Persebaya, PSMS, Arema bahkan team sebesar Persija pun ikut terlena dalam dualisme team tersebut. Akhirnya kompetisi liga indonesia pun dihentikan sementara karena kesibukan para punggawa timnas untuk berlaga di kualifikasi piala dunia 2014 brazil seperti yang saya tulis di artikel sebelumnya yang berjudul "Timnas Indonesia Menuju Piala Dunia 2014 Brazil" dan "29 Februari yang Kelam Untuk Timnas Indonesia", setelah para punggawa selesai menjalankan tugasnya membela garuda di dada kini mereka kembali membela club masing-masing baik dari kompetisi IPL ataupun ISL.

Saya pun sampai berkata untuk ketum PSSI saat ini "sebenarnya lo ngerti sepakbola ga sih?" Dan mungkin surat dari @syamsiralam juga bisa mewakili isi dalam hati seluruh rakyat negri ini di "Jangan Renggut Mimpi Kami" dan @bepe20 pun banyak berkata lewat website resminya di www.bambangpamungkas20.com tentang persepakbolaan negri ini dan bagaimana perasaan mantan ketum PSSI melihat semua ini? Lalu bagaimana tanggapan si bodoh PSSI sekarang ini setelah mendengar dan melihat semua itu? Apakah kebodohan yang terus dikembangkan? setelah gagalnya timnas senior di piala AFF, timnas U23 di Seagames 2011 dan timnas U21 di hasanah bolkiah trophy. Aduuuh PSSI apakah kita (rakyat indonesia) harus melakukan kekerasan agar kalian sadar? Saya yakin dengan kekerasan pun mereka (PSSI) tidak akan pernah peduli, yang mereka pikrikan hanyalah bagaimana caranya agar mereka sukses mempolitisasikan sepakbola indonesia. Saya pikir sebaiknya ketua umum PSSI yang terbaik adalah seluruh rakyat indonesia atau mantan pesepakbola yang benar-benar peduli terhadap sepakbola Indonesia tanpa kenal oleh orang-orang kotor di luar sana karena apabila masih dijabat oleh salah satu orang kotor disana apalagi berasal dari orang-orang politik, tidak akan pernah maju prestasi sepakbola Indonesia di kancah Internasional sampai kapanpun bahkan semakin hancur sajalah sepakbola negri ini. PSSI oh PSSI !!! "Semua rakyat Indonesia ingin melihat sepakbola yang bersih dan sehat serta timnas Indonesia berprestasi di kancah internasional karena kami haus akan gelar". So bagaimana kepemimpinan PSSI apabila mempunyai ketum yang baru lagi? »To be continued

Jangan Renggut Mimpi Kami

Uruguay, May, 2011

Kepada Yth bapak2 anggota Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI)
Ini mungkin curhatan dari isi hati kami sebagai anak bangsa
Kami baru saja ingin memetik dan mewujudkan mimpi kami
Sepakbola adalah mata pencarian kami untuk menghidupkan keluarga kami
Dan untuk mewujudkan mimpi kami bermain di piala dunia
Kami berlatih, bersimbah keringat dan bahkan terkadang bertumpah darahpun kami alami
Kami tinggalkan sekolah kami, keluarga kami, melewatkan masa2 muda kami untuk meraih mimpi dan mengabdi kepada bangsa dan tanah air yg tercinta ini
Tetapi sekarang kenapa ada orang2 yg hanya mementingkan kepentingan pribadinya masing2 sehingga merusak mimpi jutaan anak2 indonesia
Apakah kami pantas kami mendapatkan hal itu?
Apakah ada orang yg pantas merenggut mimpi kami?
Mungkin sebagai seorang remaja muda saya tidak mengerti banyak hal
Tapi kenapa bapak2 harus berdebat smp bercecok mulut ketika ada kongres yg bisa menjadi sarana bagi kita untuk bekerjasama dan bergotong royong untuk membangun sepakbola
Padahal kebangkitan sepakbola kita baru saja enak di mulai
Kepada bapak2 yg saya hormati tolong jangan ambil mimpi kami
Lihatlah ke arah kami sedikit
Bayangkan jika bapak2 berada di posisi kami
Bayangkan betapa getirnya perasaan remaja yg baru saja meraih mimpi tapi kemudian di rebut oleh orang2 yg haus akan kedudukan
Kami tidak pantas mendapatkannya
Sebagian dari kami akan hidup dari sepakbola
Dan jika harus begini apa yg dapat kami lakukan kelak?
Barangkali bapak2 tidak menghiraukannya
Tetapi tolonglah berpikir dengan hati nurani yg jernih
Kami sudah mengorbankan banyak hal untuk mencapai mimpi kami
Sekali lagi jangan renggut mimpi kami !

Syamsir Alam's Letters

Kamis, 08 Maret 2012

29 Februari 2012 yang Kelam Untuk Timnas Indonesia

Setelah selesai melakoni 5 laga kualifikasi pra piala dunia 2014, timnas Indonesia tidak berhasil memetik poin sama sekali alias 0 sekaligus menjadi juru kunci di grup E dan gagal untuk berlaga di piala dunia 2014 di Brazil setelah dikalahkan oleh (Iran 0-3 dan 1-4), (0-2 oleh Bahrain), (2-3 dan 0-4 oleh Qatar). Kini Indonesia akan memainkan 1 laga partai terakhir yang akan di selenggarakan di kandang Bahrain, tapi Indonesia yang sudah dipastikan tidak akan lolos melaju ke babak selanjutnya menurunkan pemain mudanya yang rata-rata dari timnas u23 di seagames 2011 lalu, dan hanya pemain IPL bahkan dari ssb pun ikut serta mengenakan jersey garuda di dada, entah apa yang dipikirkan oleh para petinggi sepakbola Indonesia pada saat itu? Sedangkan Bahrain yang ingin lolos ke babak selanjutnya yang hanya terpaut 1 poin dengan Qatar bermain dengan full team serta harus menjebol gawang Indonesia sebanyak mungkin.

Kick off pun di mulai, Bahrain pun langsung mendesak jantung pertahanan Indonesia, waktu baru berjalan sekitar 4 menit Bahrain mendapatkan hadiah penalty dari wasit yang sebelumnya kipper Indonesia membuat pelanggaran oleh pemain Bahrain sekaligus di kartu merahkannya kipper utama timnas Indonesia pada saat itu, pemain Bahrain pun sukses mengeksekusi tendangan penalty tersebut skor 1-0 untuk keunggulan Bahrain. Indonesia yang hanya bermain dengan 10 orang sejak menit awal selalu mendapat gempuran dari para pemain Bahrain dan alhasil Bahrain pun menutup babak pertama dengan skor yang cukup telak 4-0 tanpa balas, 2 gol diantaranya di cetak dari titik putih (penalty).

Kick off babak ke 2 di mulai, Indonesia sedikit mencoba keluar dari tekanan para pemain Bahrain tapi karena terkendala hanya bermain dengan 10 pemain dan kurangnya pengalaman bermain di level internasional skuad garuda pun tak berhasil tuk mencetak gol ke gawang Bahrain, beberapa menit setelahnya lagi-lagi Bahrain dapat mencetak gol ke gawang Indonesia dengan sangat mudahnya, gol demi gol pun diluncurkan para pemain Bahrain ke gawang Indonesia yang sangat enjoy menikmati gol tersebut sedangkan para pemain Indonesia hanya menganga melihat gawangnya yg terus di jebol oleh lawan bagaikan garuda yang terbang tanpa ruh yang perlahan demi perlahan jatuh ke permukaan dasar bumi.

Pertandingan pun berakhir dengan skor yang sangat telak 10-0 untuk kemenangan Bahrain, tapi Bahrain gagal lolos ke putaran selanjutnya karena Iran dan Qatar bermain imbang 2-2 dikandang Iran. Skor yang sangat memalukan untuk timnas Indonesia sekaligus kekalahan terbesar yang diterima timnas selama berlaga saat ini ! Apakah pantas Indonesia mendapatkan hasil itu? Dimana permainan indah sepakbola Indonesia yang selama ini diperagakan di dalam lapangan hijau? Dan dimana kepedulian para anggota yang bertanggung jawab atas sepakbola Indonesia?

Mungkin 29 Februari 2012 bisa dikatakan kejadian yang sangat kelam dan bersejarah untuk timnas Indonesia yang mendapatkan penalty sebanyak 4 kali (walaupun 2 tendangan gagal) dan 2 kartu merah (kipper utama dan pelatih), tentu banyak komentar dan gunjingan dari seluruh rakyat Indonesia terutama para pecinta sepakbola tanah air bahkan pemain sepakbola sekalipun, sampai ada pesepakbola dari timnas inggris berkata: “I’m not happy with this 10-0 scoreline, I went to Indonesia last summer…..” So apa yang harus dilakukan para petinggi sepakbola Indonesia? Apakah hanya harus diam melihat keterpurukan ini? Apakah para pecinta sepakbola harus berdemo atau melakukan kekerasan kepada petinggi sepakbola Indonesia? Padahal banyak para pemain muda Indonesia yang mempunyai skill sangat baik. Saya pribadi hanya berharap para petinggi sepakbola Indonesia bisa membuka mata dan hati lebar-lebar untuk benar-benar menjalankan tugas dengan baik yaitu “menjadikan sepakbola indonesia dapat berprestasi di jenjang internasional”.