Rabu, 15 Februari 2012

Keramaian Kampus Yang Mulai Jauh Dari Padangan Mata

Rabu, 15 Februari 2012 tepat pukul 21:53 Saya kembali teringat sekilas celotehan-celotehan, ketawa-ketiwi serta berkumpul bersama teman-teman saat berada di kampus AMIK LAKSI 31. Sungguh ada rasa bangga di dalam hati bisa meneruskan pendidikan sampai ke bangku kuliah yang mungkin sampai saat ini belum 100% orang di sekitar bisa mencapainya. Di awali dari pertama saya masuk kampus, kuliah secara efektif, mengerjakan tugas, ujian sampai melihat hasil IPK yang semua itu dilakukan secara rutin disetiap semesternya, tentu ada hasil yang memuaskan dan begitu juga sebaliknya. Tentu semua saya lakukan tidak hanya sendiri saja, saya butuh seorang dosen untuk mengajar saya, butuh ruang kelas untuk belajar, butuh ruang administrasi untuk pembayaran kuliah, dll tapi yang sangat saya butuhkan adalah sesosok orang yang bisa mendorong/memotivasi untuk mendapatkan nilai yang maximal dan tetap bertahan sampai semester akhir yaitu "TEMAN/SAHABAT", mereka lah faktor yang sangat berpengaruh kepada saya.

Seiring berjalannya waktu secara perlahan saya mulai beradaptasi dengan lingkungan kampus dan saya pun mengenal dosen, mendapatkan teman, sahabat bahkan bisa dikatakan musuh pun saya dapatkan, banyak cerita tentang kami mulai dari bahagia sampai sedih saya alami. Seiringnya kedekatan saya dengan teman-teman ada yang berusul untuk membuat suatu kelompok di bidang seni dan tercipta lah "MASLA" (Mahasiswa Seni Laksi 31) yang pada saat itu kami dibawah naungan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) banyak pro dan kontra tapi pada akhirnya kita bisa menerimanya walaupun tidak sampai 100% dan bahkan kami membuat group di jejaring sosial facebook yang bernama "MASLA". Dari sebuah kelompok itu (MASLA) kita berinisiatif untuk membuat teater atau drama dan ternyata kami bisa mewujudkannya bahkan sampai 3 kali walaupun 1 yang belum terwujud yaitu membuat film amatir, semua keluh kesah kami alami dari mulai mendekorasi stage, membuat back song belum lagi banyak pro dan kontra dalam setiap peran-peran yang harus dijalankan bahkan ada salah satu personil dari MASLA yang pulang ke kampung halamannya di Kalimantan walaupun begitu alhamdulillah semua berjalan dengan lancar. MASLA ye yeee...!
Secara disengaja atau tidak ternyata perpustakaan lah yang menjadi base camp kami dan mendapatkan izin pula dari pihak kampus serta penjaga perpustakaan juga masih kuliah (di kampus STIBA IEC) akhirnya kita berbaur menjadi satu dan sempat ada pergantian penjaga perpus tapi lagi-lagi berasal dari mahasiswi yang sama, nah disitu lah kampus AMIK Laksi 31 dan STIBA IEC bisa dibilang seperti saudara, yang sering kami lakukan bermain UNO dan sparing futsal serta ngebacol bareng hahaha makasih ya buat teman-teman di STIBA.

Hari berganti hari tak terasa kami sudah berada di akhir semester, sebagai kewajiban mahasiswa kita harus membuat Tugas Akhir atau yang sering didengar adalah Skripsi agar bisa lulus dan menyandang predikat Diploma/Sarjana. Kita memulai dengan menetapkan judul apa yang akan dibuat, belajar dengan pembimbing masing-masing, pembuatan bab-bab di paper sampai membuat program, setelah semua selesai tiba waktunya kita akan sidang yang sudah ditentukan hari dan jam masing-masing, rasa deg-degan terlihat disetiap raut wajah kami tapi semua bisa diredam karena adanya support dan motivasi. Setelah sidang selesai kami menunggu hasil beberapa hari kemudian dan hasilnya membuat kami lega yaitu "LULUS" selepas itu kami langsung merayakannya dengan berkaraoke melepas semua penat didalam hati, rasa senang yang sangat amat dalam kami rasakan pada saat itu bahkan tidak bisa diutarakan dengan apapun.

Tapi yang terdengar di kampus saat ini adalah hanya terpaan angin yang menyenggol beberapa tanaman atau pohon di sekitar. Celotehan-celotehan, ketawa-ketiwi, serta canda tawa yang dahulu dirasakan sudah mulai memudar entah mungkin sudah sibuk dengan pekerjaan atau memang malas datang ke kampus padahal pada saat aktif kuliah pun banyak yang sudah bekerja tetapi masih sering kumpul-kumpul, nah jadi apa yang menjadi alasan sebenarnya? Padahal dulu kita pernah berjanji atau sekedar ngomong lah "klo nanti kita dah lulus harus tetap bisa ngumpul ya, seenggaknya di jejaring sosial atau seminggu berapa kali lah yang penting jangan smp loss contact. Ok" tapi hasilnya? Memang setidaknya kita masih bisa berceloteh di jejaring sosial dan masih ada beberapa segelintir orang dari kita yang masih berkumpul tetapi itu tidak terasa seperti saat-saat kita jatuh dan bangkit bersama lagi ! Jadi apakah kita bisa kembali bersatu seperti dulu lagi? Apakah kita bisa memenuhi janji saat dulu? Dan bahkan bisakah kita membuat 1 film amatir yang belum terwujud sampai sekarang? Mari lah luangkan waktu kita walaupun hanya sedikit dan kembali merapatkan barisan tetapi semua balik lagi ke individu masing-masing apakah kita ingin dan yakin bisa seperti itu?

Semua bisa disimpulkan dari sedikit bait lagunya Agnes Monica yang judulnya Matahariku, yaitu "Berjuta warna pelangi di dalam hati, sejenak luluh bergeming menjauh pergi, tak ada lagi cahaya suci, semua nada beranjak aku terdiam sepi".

Minggu, 12 Februari 2012

PERSIJA, JAKARTA, JAKMANIA

- PERSIJA adalah team elite ibu kota Jakarta yang berdiri sejak tahun 1928 dengan julukan "Macan Kemayoran" dan mempunyai supporter yg fanatik bernama "The Jakmania" serta mempunyai kostum kebanggaan berwarna "OREN", Persija sudah juara sebanyak 10 kali di era perserikatan dan 1 kali di Liga Indonesia (kalo tidak salah).
Team ini (Persija) termasuk team besar di Indonesia yg selalu menyumbangkan pemainnya untuk membela timnas, pernah saya lihat di media untuk peringkat dari FIFA, Persija menduduki peringkat 45 se-Asia dan Persija termasuk 1 dari 2 team yg tidak pernah terdegradasi.
Memasuki akhir 2011-2012 adanya dualisme di tubuh Persija, tapi itu tidak membuat saya bingung untuk membedakan yg mana Persija yg sebenarnya karena Persija Jakarta sudah ada di dalam hati sanubari ini dan saya melihat para punggawa Persija sejak dulu sampai sekarang yg membela Persija habis-habisan untuk mendapatkan 1 bintang di atas logo/emblem mereka. Satu Jakarta Satu !

- JAKARTA adalah tempat saya lahir serta mengadu nasib disini, banyak orang yang bilang hidup di Jakarta itu sangat keras sampai ada kata seperti ini "siapa yang kuat dia yg akan tetap bertahan". Tapi menurut saya Jakarta bukan kota yang keras dan bukan siapa yg merasa yg paling kuat dialah yg tetap bertahan, tetapi bagaimana cara kita berusaha untuk kita tetap hidup layak disini, alhasil sampai sekarang saya bisa tetap bertahan disini tanpa harus beradu kekuatan dengan siapapun.
Menurut saya Jakarta adalah kota yg indah dan megah serta tempat bernaung dan mencari nafkah bagi seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai profesi, maka dari itu setidaknya kita harus mengucapkan terima kasih untuk kota ini (Jakarta) !

- JAKMANIA adalah saya sendiri yg di dampingi dengan para kaum hawa yg menyukai persija (The Jak Angel) yg selalu melihat pertandingan Persija Jakarta secara langsung ke stadion dengan memakai berbagai atribut oren entah dalam kondisi sehat ataupun sebaliknya, karena demi Persija apapun kulakukan.
Banyak sudah pertandingan Persija yg saya saksikan sampai sekarang, tentunya ada rasa bangga ketika Persija menang pd saat bertanding dan merasa sedih jg bila Persija mengalami kekalahan tapi saya memakluminya karena di setiap permainan/pertandingan pasti ada yg kalah ataupun menang.
Saya bangga menjadi The Jakmania walaupun banyak kata-kata risih yg saya dengar dari berbagai orang seperti "apaan sih the jak itu kan kampungan setiap persija main pasti rusuh dah gitu sesama the jak berantem lg", kata-kata semacam itu seringkali saya dengar mungkin mereka hanya memandang kami (The Jakmania) hanya dari sisi negatifnya, tapi hal itu sama sekali tidak menyurutkan hati saya untuk tetap menjadi The Jakmania bahkan saya terus menyebarkan virus oren ke berbagai tempat serta adanya semakin banyak kawan-kawan The Jakmania yg saya miliki. The Jaaaaaaaaak Mania !